Mendengar kata Purwakarta, pastinya akan ada segelintir orang yang langsung tahu, tapi tidak menutup kemungkinan akan banyak juga orang yang tidak tahu. Kabupaten yang baru baru ini booming di dunia maya merupakan salah satu Kabupaten yang sedang digenjot sektor pariwisatanya oleh pemerintah setempat. Kang Dedi Mulyadi, begitu sang bupati akrab dipanggil merupakan seorang sunda asli yang lahir di Kabupaten Subang, Kabupaten yang bertetanggaan dengan Kabupaten Purwakarta.
Entah bagaimana asal muasalnya hingga beliau menjadi seorang Bupati saya kurang tahu, tapi selaku warga Purwakarta, gaya kepemimpinan beliau dan visi yang beliau terapkan di Kota ini bisa saya lihat dengan jelas, dan kebetulan sama dengan visi yang saya miliki. Meskipun pandangan orang lain ada yang berbeda, tapi saya pikir saya bisa melihat beberapa poin positif dari strategi marketing pariwisata Purwakarta yang diterapkan oleh Kang Dedi Mulyadi.
Jika anda berkunjung ke Purwakarta, dengan pasti akan saya katakan kalau Purwakarta mirip dengan Bali, identik dengan Hindu. Ada juga sebagian yang mengatakan Purwakarta mirip dengan Jogja, tapi saya tidak tahu Jogja yang sebelah mananya, karena saya pikir Jogja itu terlalu "adem" untuk dibandingkan dengan Purwakarta. Saat mendengar kata Bali, saya sangat berharap anda mengharapkan ada kata pantai di postingan ini, tapi saya beritahukan di awal saja ya, di Purwakarta tidak ada Pantai, tapi semua itu terobati dengan adanya Waduk Jatiluhur yang merupakan danau buatan terbesar di Indonesia. Kalau anda main kesini, benar-benar terasa seperti di pantai.
Di Judul postingan ini saya bilang, korelasi antara Hindu, Bali dan Purwakarta. mungkin anda penasaran mengapa saya membuat judul seperti itu, alasannya, memang ada korelasi antara Hindu Bali dan Purwakarta. Semua orang mengatakan pembuatan patung, kain kotak hitam putih dan gapura-gapura yang ada di Purwakarta melambangkan Hindu dan mencontoh Bali, saya bilang, anda yang bicara seperti itu tentunya tidak mempelajari secara mendalam apa arti dari lambang-lambang tersebut, dan tentunya juga tidak memahami apa yang anda katakan. Mari Kita Bahas satu persatu .....
1. Kain Kotak Kotak di Pohon Pinggir Jalan
Perlu anda ketahui, jika kain kotak-kota yang sering dipajang di Purwakarta dan diikatkan di pohon itu memang kotak-kotak. Warnanya hitam putih dan anda langsung berpikir itu Bali? Yap itu karena yang anda tahu cuma Bali. tapi tidak tahu ada ribuan bahkan jutaan lambang lain berbentuk kotak kotak hitam putih yang sama dengan kain kotak hitam putih dari Bali, misalnya? mungkin itu sebenarnya papan catur yang terbuat dari kain. atau bisa saja itu bendera finish di kejuaraan moto GP yang di pesan langsung oleh pemda Purwakarta. Perlu bukti yang lain? Bisa juga itu gambar piano.... apakah piano melambangkan Bali atau Hindu? apakah Catur melambangkan Bali atau Hindu? Apakah bendera finish di MOTO GP melambangkan Bali atau Hindu? Silakan anda nilai sendiri
2. Patung Patung Wayang, Bukan Patung di Kantor Militer
Saya seorang muslim, saya juga tahu bahwa patung itu dilarang oleh Islam baik pembuatannya, ataupun pemasangannya. Baik yang menyuruh, maupun yang tidak menyuruh. Ini memang tidak bisa didebat karena sudah digariskan oleh agama, saya tidak berani mengedepankan idealisme demi mengedepankan agama. Tapi jika dibilang Patung patung ini memiliki nilai Hindu, saya pikir anda juga tidak memahami betapa patung-patung yang dipajang di Purwakarta ini yang notabene merupakan patung patung pewayangan, adalah karakter-karakter yang dulu dimainkan oleh Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Bahkan seorang Yudhistira mempunyai jimat yang tangguh saat berperang yang dinamai jimah Kalimusodo (Kalimah Syahadat). Ini yang menjadikan derajat Yudhistira lebih luhur dibandingkan dengan derajat tokoh wayang lainnya. Jika anda tidak percaya ini, maka jangan percaya juga kalau Sunan Kalijaga pernah ada di Indonesia, setuju? Merasa kurang rasional??? ada satu lagi yang bisa saya bilang terkait patung ini, Sejak dahulu kala, kantor-kantor aparatur pemerintah di militer selalu membangun patung, baik itu harimau, ataupun sosok pahlawan di depan kantornya. Kenapa tidak sekalian saja digarap.... atau dirubuhkan. Lebih cepat lebih baik, malaikat rahmat tidak akan masuk ke tempat yang ada patungnya. Tapi saya pikir kedepannya akan lebih baik jika patung patung yang ada di purwakarta diganting dengan bentuk bentuk yang lebih Islami, misalnya tugu bawang seperti di Situ Buleud dulu, atau tugu Nanas seperti di pertigaan jalan cagak, atau Tugu Padi seperti di Karawang. Tidak semua patung melambangkan agama Hindu, karena di Eropa yang mayoritas penduduknya beragama Katolik dan Kristen, ada lebih banyak patung di banding di Bali atau di India.
3. Gapura-Gapura
Gapura-gapura di Purwakarta, sangat luar biasa saya bilang, selain arsitektur yang sangat berkarakter, gapura ini dari segi desain juga sangat susah untuk dilupakan. Tapi ada juga yang bilang Gapura ini mirip dengan Gapura Bali lagi, bahkan ada yang bilang tiap tiap gapura ini ditempati oleh Jin atau Demit penunggu....Luar Biasa!!! yang saya tahu, hanya demit yang bisa lihat demit.....hahahahahahaha. Lha kan sudah dijelaskan di Al-Qur'an kalau kita itu beda alam. Jangan jauh jauh ke alam jin. Kalau ga ada listrik, apa anda bisa tahu apa yang ada di TV anda??? susah kalau ga nyala...
Saya pikir, gapura ini tidak ada kaitannya dengan Bali karena memang tidak ada mirip miripnya, malah lebih mirip Kalimantan Tengah, coba cek gapura-gapura di Kalimantan tengah, jika saya salah ya maaf, saya kan bukan Google....
Sebagai tambahan. Bali itu dulunya masuk di wilayah yang disebut Kepulauan Sunda Kecil. Monggo di cek di google, kenapa ya Bali ada di Kepulauan Sunda Kecil, Jakarta juga dulunya bernama Sunda Kelapa, Hayooo kenapa Sunda Kelapa, Selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Sumatra juga Selat Sunda, kenapa tidak Selat Jawa atau Selat Sumatera ya??? Paling Banter harusnya selat Lampung atau selat Merak....
Kalu perlu di bahas lagi, Raja Majapahit yang pertama Raden Wijaya memiliki Orang Tua yang bernama Dyah Lembu TaL, Naaah Dyah Lembu TaL ini aslinya orang mana ya????
So, jangan anggap remeh suatu kebudayaan atau dengan mudah menyamakan suatu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. Kemiripan pasti ata, tapi kalau jiplak atau dibilang sama, rasanya kurang pantes, karena orang yang kembar identik pun pasti ada perbedaannya.
Salam.
Saya kurang yakin beliau orang sunda seperti uraian diatas
ReplyDelete